Hai Ang, apa kabar?
Ingin sekali rasanya ku menyapa mu hari ini, tapi ku tak berani, ku pasti mengganggu mu.
Tiap detik ku selalu ingin tahu kabar mu, tapi ku sadar, ku hanya duri dalam hidup mu.
Kesunyian mu membuat ku pilu, kehampaan mu membuat ku hilang arah.
Ku disini, hanya bisa duduk dalam sepi, memandang langit yang penuh awan,
segerombolan bangau terbang pulang ke sarang, berbarengan seperti bergandengan tangan.
Sementara aku, kotor penuh dosa, sendirian, menangisi bayang mu.
Walaupun tak pantas, ku harap kau disini, menggengggam tangan ku, menemani langkah ku.
Senyum mu mendebar raga ku.
Tawa mu bak musik penyemangat jiwa.
Bisikan mu menggelitik hasrat ku.
Bibir mu menyejukkan amarah ku.
Sentuhan mu sungguh menenangkan hati .
Pilu rasanya ku kembali mengingat masa lalu, saat kita tertawa bersama, sakit bersama.
Ku ingin kembali ke masa lalu, memandang mata mu, mencium bibir mu, kemudian memeluk ragamu, sembari membisikkan, "Jangan tinggalkan aku"
Oh Ang, apakah kau masih ingat masa kita? manis dan pahitnya masa lalu? masihkah kau mengingat ku?
Semua yang kau berikan pada ku, hadiah ataupun cendera mata, kan ku selalu simpan dan kenakan.
Karena dengan itu, ku kan merasakan kehadiran mu di setiap langkah ku.
Takdir emang kejam, masa depan tak pernah kita tahu.
Ku harap kau mengingatku, yang pernah mengisi hari-harimu, dan bila kau membaca tulisan ini,
Kau harus tahu, ku akan selalu mengingat mu, menyimpan dirimu dalam sanubariku, selamanya, always.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar