Selamat Datang di Blog saya. Semoga hari anda menyenangkan dan Terima Kasih sudah mampir :)

Selasa, 24 September 2013

Berwisata ke Tapak Tuan

Halo semua, sudah lama saya tidak menulis di blog tercinta ini. Sewaktu dibuka kembali uuuuh banyak sekali debu bertebaran, eaaaaak ngarang hahaha. Kali ini saya akan menyampaikan wisata terbaru saya di Tanah Rencong. Kali ini saya berjalan-jalan ke sisi selatan Aceh yakni Tapak Tuan.

Tapak Tuan adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh, Indonesia. Nah, Tapak Tuan ini lebih dikenal sebagai Kota Naga. Kenapa disebut demikian, nanti akan saya jelaskan lebih jelasnya setelah iklan berikut ini. Ah, kelaman, macam di televisi saja hahaha.

Lama perjalanan Tapak Tuan dari Kota Banda Aceh sekitar kurang lebih tujuh jam. Lumayan jauh emang dan bisa delapan atau sembilan jam jika mengendarai kendaraan umum. Ketika kita memasuki Kota Tapak Tuan kita akan disambut dengan relief berbentuk naga pada dinding di lereng bukit. Kenapa Tapak Tuan disebut Kota Naga karena dikisahkan pada zaman dahulu kala ada sepasang naga yang bisa digolongkan emm tidak berbahaya kali ya, (setelah saya baca kisahnya). Konflik dimulai saat sepasang Naga ini menemukan seorang bayi mungil dalam keranjang yang hanyut di lautan. Nah, bayi mungil ini bukan menjadi santapan para Naga, malah para Naga memelihara bayi manusia ini seperti anak mereka sendiri. Lihat, Naga yang ramah bukan?

Setelah hidup bahagia bertahun-tahun kemudian, dan si bayi mungil yang dipelihara Naga dengan kasih sayang mereka telah berubah menjadi gadis yang cantik. Gadis cantik ini dikenal sebagai Puteri Naga. Dan pada suatu malam, si Puteri mendengar pembicaraan kedua Naga kalau dia bukanlah anak mereka. Helloooow, masa sudah bertahun-tahun berlalu baru menyadari bahwa dirinya bukan puteri para Naga. Ya jelaslah kan wujudnya udah beda. Ya mau gimana lagi, inikan sebuah legenda cerita rakyat tempo dulu hehehe. Kita lanjut, setelah mendengar pembicaraan itu, Sang Puteri Naga galau dan berniat kabur dari mereka. Dan pada suatu hari, Sang Puteri kabur dan melarikan diri bersama kapal nelayan yang sedang lewat. Pelarian ini diketahui Para Naga. Pasangan Naga ini mengejar kapal nelayan tersebut dengan niat membawa Puteri pulang karena mengira para nelayan telah membawa kabur puteri mereka. Tapi para nelayan dalam kapal melawan dan perlawanan ini diketahui oleh seorang petapa sakti yang bernama Tuan Tapa. Tuan Tapa berubah menjadi raksasa dan bergulat dengan Para Naga. Sang Naga Jantan tewas dalam pertarungan tersebut setelah terkena pukulan tongkat sakti Tuan Tapa dan jatuh ke pantai dan pecah berkeping-keping sehingga darah nya tumpah kemana-mana dan memerahkan tanah, bebatuan dan lautan. Nah melihat ini, Sang Naga Betina melarikan diri dan menurut legenda Sang Naga pergi ke Negeri Cina. Mungkin cari bala bantuan kali ya hahaha. Dan nasib sang Puteri Naga diceritakan berbaur dengan warga sekitar dan tak diketahui lagi kisahnya. Untuk diketahui, kisah Tuan Tapa dengan sepasang Naga ini adalah kisah yang sudah lama sekali dan diceritakan dari mulut ke mulut sehingga tak heran kisah Tuan Tapa dan sepasang Naga bermacam-macam tapi memiliki inti cerita yang sama.

Pertarungan Tuan Tapa dengan Para Naga meninggalkan bukti sejarah dan masih ada sampai sekarang. Seperti telapak kaki Tuan Tapa di bebatuan karang pinggir laut dan kuburan yang konon adalah tempat bersemayam terakhir Tuan Tapa. Dan bekas telapak kaki Tuan Tapa inilah yang menjadi nama daerah tersebut, Tapak Tuan.

Karena jadwal sibuk, saya tidak sempat mengunjungi semua tempat wisata di Tapak Tuan. Walaupun begitu, saya harap para pembaca tidak kecewa dan tetap berniat mengunjungi Tapak Tuan di suatu hari nanti.


Gambar diatas adalah telapak kaki Tuan Tapa yang terkenal itu. Sangat besar kan? Karena telah dimakan zaman, warga sekitar menyemen tapak tersebut agar tetap kelihatan seperti sebuah telapak kaki.

Ada cerita pilu saat mengunjungi situs telapak kaki ini. Dikarenakan tak ada satupun dari kami yang mengunjungi Tapak Tuan mengetahui letak telapak kaki Tuan Tapa. Alhasil, dengan rambu-rambu penunjuk seadanya kami tersesat dan terpaksa mendaki bukit yang lumayan curam, membuat ngos-ngosan ditambah lagi saat itu tepat tengah hari dan sedang panas-panasnya. Dan ketika kami hampir menyerah dan kembali menuruni bukit barulah kami melihat petunjuk arah lokasi telapak kaki tersebut. Cukup disayangkan arah lokasi hanya berupa coretan di batu-batu karang sehingga bagi yang belum pernah mengunjunginya sulit untuk melihatnya.

Ini adalah makam Tuan Tapa, terletak di Gampong Padang Kecamatan Tapak Tuan, di depan Mesjid Tuo.


Nah inilah sosok Sang Naga yang baik hati itu, yang dikecawakan oleh anak asuhnya sendiri, Sang Puteri Naga, hiks sedih ya, air susu dibalas dengan air tuba. Patung Naga ini terletak tak jauh dari Kota Tapak Tuan dan suasana sekitar patung sungguh indah.


Konon inilah tempat pemandian Puteri Naga bersama pasangan Naga sekaligus tempat bersantai dan bermain mereka. Di saat sekarang, pemandian ini telah menjadi pemandian umum dan cobalah berenang disana, air nya dingiiiiiiiiiin sekali karena merupakan air gunung. Letak lokasi Pemandian Puteri Naga lumayan jauh dari kota dan dikelilingi gunung yang membuat suasananya sejuk.


Sewaktu jalan-jalan di Tapak Tuan saya juga berkunjung ke tempat istirahat Sang Proklamator Indonesia, Mohammad Hatta ketika mengilingi Nusantara untuk mempererat persatuan dan kesatuan Indonesia. Tempat ini bernama Jambo Ata dan tempat ini ramai oleh orang yang sedang istirahat dari perjalanan jauh.



Demikianlah perjalanan saya selama di Kota Tapak Tuan, kota yang penuh cerita dan banyak pengalaman, baik yang menyenangkan maupun tidak. Percaya tidak percaya memori Tablet saya yang saya pergunakan untuk memotret keindahan dan perjalanan saya selama di Tapak Tuan error dan semua foto dan data lainnya hangus. Dan seminggu kemudian setelah kembali ke rumah, tiba-tiba foto yang hilang kembali muncul padahal kartu memori nya telah di format. Aneh emang, tapi kata orang-orang yang pernah mengunjungi situs sejarah Tapak Tuan menyarankan jangan bersifat gaduh dan terlalu gembira saat mengunjunginya kalau tidak nanti terkena bala. Nah, saya sarankan bagi teman-teman semua saat mengunjungi telapak kaki Tuan Tapa tetap menjaga sopan santunnya. Okay cukup sekian dan tunggu kisah saya selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar