Selamat Datang di Blog saya. Semoga hari anda menyenangkan dan Terima Kasih sudah mampir :)

Senin, 07 November 2011

TIGA BELAS TENGKORAK DAN ULAR




Ini adalah cerita fiksi yang mengikuti cerita Harry Potter (FanFic). Cerita yang saya buat ini bersetting setelah Pangeran Kegelapan Lord Voldemort tewas yang berarti saat Dunia Sihir telah aman. Tapi ga seru kan kalau cerita nya aman-aman saja. heheheh.. Diceritakan Pelahap Maut yang sempat melarikan diri, bersembunyi kembali menampakkan taringnya. Dan dari sini lah cerita dimulai melalui karakter baru rekaan saya bernama Berixius Lestrange sebagai tokoh utama cerita. Karakter asli dalam cerita Harry Potter masih ada tapi dalam jumlah yang sedikit. Dalam cerita ini saya lebih banyak menceritakan kisah melalui sisi Pelahap Maut. Tidak usah panjang lebar lagi, Enjoy It!




“Ayo kita pergi!” teriak wanita dalam satu rombongan yang menuruni undakan depan kastil. Mereka terburu-buru dan sangat ketakutan.

“Ada apa Nu?” jawab pria dalam jubah gelap. Dia sedang berkelit dari sinar merah yang dikirim oleh seorang anak, lima meter jauhnya.
Sinar perak meluncur mengenai sang anak. Terpental dan terdengar jeritan.

”Kurasa Potter berhasil membunuhnya.” jawab Nu sambil mengirim sinar-sinar hijau ke sekelilingnya, saat lima orang, tua dan muda menghampiri rombongan mereka di tengah lapangan berumput.

Kembali lagi terdengar jeritan dan terdengar juga bunyi debam mengerihkan disalah satu sudut shubuh saat seorang raksasa jatuh. Sedangkan dari arah kastil di belakang mereka, terdengar sorak gempita bahagia yang keras sekali. Dan masih banyak orang-orang berjubah hitam, memakai topeng keluar dari pintu kastil, tetapi banyak dari mereka yang jatuh terpuruk saat terkena hantaman sinar dari arah dalam kastil ketika mereka menuruni tangga.

”Pangeran Kegelapan?” kata pria itu.

”Ya” balas Nu. Dia juga kelihatan seperti tidak percaya. ”Kita sebaiknya pergi sekarang, gerbang sekolah katanya sudah runtuh, kita bisa berapparate diluar gerbang. Aku sudah mencoba berapparate di undakan depan sebelum melihatmu honey, sepertinya mantra anti disapparate masih terpasang.”

Sinar warna warni masih berseliweran seperti sedang bermain kembang api. Dan masih banyak terdengar jeritan, tawa dan umpatan disekeliling mereka.

”Tapi bagaimana bi_” kata pria itu lagi. Tapi dia disela oleh pria bertubuh besar yang masih memakai topengnya.

“Kalian mau mampus, Lestrange? Ayo kita segera pergi dari sini!” katanya marah. “Ayo semuanya, keluar dari gerbang!” tambahnya.

Tapi sepertinya tak perlu diberi tahu mereka sudah tahu, karena banyak dari mereka yang sudah lari duluan ke arah gerbang mengikuti yang lain.

“Sly, kita harus membuat tanda.” Dia menggandeng Nu sambil berlari.

”Apa?” jawab pria besar bertopeng. Tapi dia telah melepaskan topengnya dan raut wajahnya kebingungan, dan tetap berlari ”Kau gila, Zaeful? Kita kalah. Pangeran kegelapan sudah mati. Buat apa tanda itu?”

”Pangeran kegelapan meminta kita memberikan tanda setiap kita selesai beraksi. Dia tidak bilang itu boleh dilakukan saat dia masih ada.” balas Zaeful dan masih berlari. Nu dibelakangnya terus menerus mengirimkan cahaya merah ke arah musuh, sambil terus memegang tangan suaminya.

”Baiklah Zaeful tapi itu lucu sekali” kata Slyther. Dia mendahului Zaeful dan Nu dan mengejar orang-orang berjubah hitam di depannya.

Gerbang tinggi sudah kelihatan. Gerbang itu diapit oleh sepasang patung babi bersayap. Sisi kanan gerbang, telah runtuh. Batu-batu besar berhamburan di tanah. Rombongan itu keluar dari sana. Zaeful dan Nu mempercepat lari dan menyusul yang lainnya melewati gerbang.
Matahari pagi telah bersinar terang saat mereka semua telah melewati gerbang dan sorak-sorak kemenangan terdengar sayup-sayup dari arah kastil. Mereka tidak langsung berapparate pergi karena diperintahkan Slyther untuk istrahat sejenak di sela –sela semak dekat hutan. Dementor hilir mudik diatas mereka dan masih banyak dementor melayang-layang di halaman sekolah.

”Bagaimana Pangeran Kegelapan bisa mati?” kata Zaeful ke istrinya saat mereka duduk didekat batu di tepi hutan. Banyak diantara mereka ingin mendengar dan diam misterius. Mungkin seperti Zaeful, mereka mendapat bagian menyerang di luar kastil sehingga tidak tahu menahu kejadian di dalam kastil.

”Eh, aku tak yakin. Aku mendengar dia saat aku berduel dengan seorang guru. Tapi dia sedang berbicara dengan Potter. Cukup lama mengobrol sebelum mantranya membalik.” kata Nu.

”Membalik?” cicit seorang wanita disudut remang-remang. ”Bagaimana bisa Nuxzagetha?”

”Aku tak tahu, katanya tongkat elder yang dipegang Master sudah lama memilih Potter sebagai tuannya. Sehingga saat Master mengucapkan mantra pembunuh ke arah Potter, mantranya membalik. Sepertinya tongkat itu tidak mau membunuh tuannya sendiri.” Banyak dari mereka keheranan.

”Kalian ingatkan cerita tentang Deathly Halows?” sambungnya.

Mereka tidak mengucapkan apa-apa tapi sepertinya mengerti, karena semua diantara mereka mengeluh dan sedih. Bahkan wanita disudut menangis histeris.

Rombongan mereka tidak bisa dikatakan rombongan besar karena mereka tinggal tiga belas orang. Dan mereka tidak ada yang tidak mempunyai luka dari hasil peperangan tadi malam. Salah satu dari mereka ada yang kehilangan mata, tangan patah kena hantaman batu yang terbang. Bahkan ada wanita yang memiliki lengan monyet. Sepertinya dia habis diserang mantra transfigurasi monyet oleh seorang murid tapi tidak berhasil. Slyther sendiri memiliki anak panah yang menancap di lengannya, tapi dia sepertinya tidak berani mencabutnya. Bahkan Nu sendiri tidak menyadari ada belati yang menancap di pahanya dan baru sadar ketika genangan darah merembes dari jubahnya ke tanah. Dia menjerit kuat saat dia mencabut sendiri belatinya. Banyak dari mereka terkesima.

”Centaur sialan!” kata Slyther ketika anak panah dilengannya berhasil dicabut oleh Nu. ”Memberikan aku hadiah ini ketika aku berhasil menyerang tiga gadis sekaligus.”

’Berterima kasihlah kepada ku karena aku berhasil membunuh centaur yang menyerangmu” timpal Zaeful.

”Kalian?” timpal Nu keheranan. ”Tapi aku berhasil menyerang banyak anak dan peri rumah sialan di dalam. Dan mungkin aku menghancurkan tubuh peri rumah yang menancapkan pisau dapur ke pahaku ini.”
Kedua pria itu tersenyum.

”Dan ingat honey, aku berhasil melenyapkan tangan anak yang menyerangmu tadi” tambah nya ke arah suaminya.
”Mungkin aku akan berhasil membunuh anak si sinting Lovegood, kalau Bella tidak mendorongku dan merebut mangsa ku.”

Seperti tersengat lebah, Zaeful terkejut seperti baru menyadari ada yang tidak bersama mereka.

”Aku baru ingat, mana Bella?”

”Dan Rudy?” sambung Nu. ” saudara dekatmu bukan Bellatrix, tapi Rodholpus. Molly Weasley berhasil membunuh Bella” terdengar lenguhan ” dan Rudy mungkin pingsan. Mungkin dia berhasil dimasukkan kembali bersama lainnya ke Azkaban” dia bergidik.

”Dasar Rudy bodoh!” kata Zaeful marah. ”Selalu kalah dalam duel, tidak seperti istrinya, dan kasian Bella” ratapnya.

”Dasar darah penghianat sialan!” sambung Slyther. ”Sudah lama aku ingin menghajar para Weasley itu”

Semuanya diam. Mereka sepertinya merenung dan berduka atas tewasnya tuan mereka, dan pejuang-pejuang lainnya seperti Bellatrix Lestrange.
Cahaya matahari semakin terang dan suara erangan terdengar dari para raksasa yang roboh di lapangan. Gelombang putih perak memancar dari arah kastil. Patronus yang sangat kuat, sehingga berhasil mengusir para dementor yang melayang diatas kastil. Bahkan dementor yang melayang diatas mereka ikut pergi saat mereka melihat silaunya cahaya putih perak dari kastil.

”Ayo kita pergi” kata Slyther seraya bangkit. Mereka semua berdiri dengan tergesa.

”Kita berapparate ke rumah ibu, honey” kata Nu ke Zaeful. ”Aku sudah rindu dengan Berry dan Rixa” Zaeful mengangguk dan memegang tangan istrinya.

”MORSMORDE” teriak Slyther sambil mengarahkan tongkatnya ke arah kastil.

Gambar tengkorak dan ular meluncur di atas langit kastil. Ular bergelung-gelung keluar dari mulut tengkorak. Walaupun cuaca cerah, Tanda Kegelapan itu tampak bersinar menyeramkan di langit biru. Terdengar suara morsmorde lain dari para pelahap maut disamping kanan kiri Slyther. Dan dua belas Tanda Kegelapan menyusul muncul diatas langit. Mungkin dengan munculnya tiga belas Tanda Kegelapan diatas kastil, para penghuninya baru menyadari dan berdiri diluar kastil dan sayup-sayup terdengar suara ketakutan. Para pelahap maut sangat senang mendengar suara ketakutan dari kastil. Itu berarti masih banyak orang yang takut dengan mereka walaupun pemimpin mereka tewas. Sebelum salah satu dari mereka tertawa akan hal ini, terdengar banyak suara langkah kaki dari arah jalan kecil yang mengarah ke Hogsmead. Rombongan orang memakai jubah putih, jas resmi dan kamera. Salah satu dari mereka perempuan berkacamata membawa pena kutip kilat berlari kecil dibelakang pria-pria berjas resmi.

”Prophet, Penyembuh dan teman-teman lama kita dari Kementrian” kata wanita yang berlengan monyet.

”STUPEFY” teriak beberapa orang dari rombongan.

Dan terdengar tiga belas suara lecutan cemeti sahut-sahutan dan para pelahap maut berjubah hitam menghilang. Tujuh meter dari para rombongan. Lima sinar merah meluncur menghantam pepohonan sia-sia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar