Semilir angin menari dan membelai rambutku,
ombak kecil berdesir mengguncang jemari kaki di pasir hitam.
Mata ku memandang laut lepas di ujung Samudera.
Menghayalkan segala dosa,
yang pernah dilakukan raga dan jiwa.
Apa yang harus kulakukan, agar bisa menebus dosaku?
Saat kata maaf tak lagi berharga,
saat berjabat tangan dianggap dusta.
Ku rela melakukan apa saja, asal jangan kau memilih pergi,
dan menganggap semua itu menebus kesalahanku.
Hai kawan, relakah kau meninggalkan ku?
Membiarkan ku jatuh dan tertimpa tangga?
Relakah kau melihatku bangun sendiri saat ku terjatuh?
Aku bisa kawan, aku bisa.
Aku bisa bangun tapi langkah ku kan pincang,
Karena bagi ku kau langkah ku menuju Karang.
Ku telah jatuh cinta, bukan cinta biasa.
Ini cinta yang beda,
bahkan ini lebih dari cinta, sayang dan perhatian.
Ku bisa relakan hilangnya cinta ,
ketika Tuhan menganggap dia bukanlah jodoh,
tapi ku tak bisa relakan kehilanganmu,
lagipula tak ada istilah, kita belum "jodoh tuk berteman?"
Hai kawan, ku harap kau tak melupakan ku,
kau tak mengacuhkan kehadiran ku,
dan kumohon jangan hapus total aku dari memorimu.
Ku tau, kau takkan lama seperti ini.
Ku tau, ini hanya emosi mu sesaat.
Dan kuharap saja, dugaan ku benar,
karena ku tak sanggup tertawa lepas tanpa kehadiranmu, sahabat.
Moga kau baik-baik saja, dimana pun sekarang kau berada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar